"Kalau saya kasih pinjam gunting ini, saya harus menunggu sampai dia selesai mengunakannya, "bisa-bisa" saya terpisah dengan rombongan dan tersesat."
Akhirnya Paman Imuk memutuskan tak usah mengasih pinjam.
Apa yang terjadi dengan paman kemudian ?
Tidak lama setelah meninggalkan wanita itu, paman benar-benar tersesat...! Katanya dari pukul 10 malam hanya berputar-putar disekitar lokasi itu, dan setelah sekian lama, beliau kembali ke Ka'bah, bertemu lagi dengan wanita cantik yang hendak meminjam gunting...sedang tersenyum. Kemudian berputar-putar lagi dan kembali lagi ke Ka'bah. Demikian berulang-ulang sampai subuh menjelang.
Cerita seperti Paman Imuk itu rasanya sudah sering saya dengar dengan berbagai versi kejadian. Dimana diujung-ujungnya memberi tips :
Apa yang terjadi dengan paman kemudian ?
Tidak lama setelah meninggalkan wanita itu, paman benar-benar tersesat...! Katanya dari pukul 10 malam hanya berputar-putar disekitar lokasi itu, dan setelah sekian lama, beliau kembali ke Ka'bah, bertemu lagi dengan wanita cantik yang hendak meminjam gunting...sedang tersenyum. Kemudian berputar-putar lagi dan kembali lagi ke Ka'bah. Demikian berulang-ulang sampai subuh menjelang.
Cerita seperti Paman Imuk itu rasanya sudah sering saya dengar dengan berbagai versi kejadian. Dimana diujung-ujungnya memberi tips :
"Jangan perpikir yang buruk-buruk selama berada di Tanah Suci."
Hanya berpikir saja, bukan berdoa. Apalagi berdoa dengan menyebut nama Allah, barangkali kabulnya laksana kilat, karena barokah Tanah Haram.
Kembali pada tulisan cerita tentang paman diatas sengaja saya beri tanda petik "terpikir dibenak paman" dan "bisa-bisa".
Inilah menunjukkan bahwasanya Paman Imuk sudah berpikir yang buruk tentang apa yang akan terjadi. Saya jadi menyimpulkan, barangkali saja berpikir seperti paman itu, sama saja dengan berkeinginan. Dan berkeinginginan itu beringtegrasi dengan doa. Dalam bahasa lain "berkeinginan" itu salah satu kata kunci yang memudahkan penelusuran dari dikabulkannya doa. Dalam peribahasa Indonesia dikatakan : Dimana Ada Kemauan, Disitu Ada Jalan, yang maknanya sudah jelas...yaitu adanya kemauan. Dan kemauan inilah yang diaplikaskan dalam bentuk doa, yang didalam fiqih disertai dengan adab/tata tertibnya.
"kalau terjadi sesuatu, misalnya saya sakit nanti. Dengan ada uang, saya akan mudah berobat."
Apa yang terjadi kemudian...Dia benar-benar sakit. Dan uangnya habis untuk berobat.
Jangan perpikir buruk selama di Tanah Suci.
Seharusnya juga kita terapkan dimanapun berada. Dikampung halaman sekalipun. Berpikir buruk itu adalah doa, yang pada gilirannya akan dikabulkan oleh Allah. Masalahnya hanya cepat atau lambat saja.
Sekarang marilah kita tinggalkan berpola pikir negatif, dan mulailah berpikir positif.
Jangan perpikir buruk selama di Tanah Suci.
Seharusnya juga kita terapkan dimanapun berada. Dikampung halaman sekalipun. Berpikir buruk itu adalah doa, yang pada gilirannya akan dikabulkan oleh Allah. Masalahnya hanya cepat atau lambat saja.
Sekarang marilah kita tinggalkan berpola pikir negatif, dan mulailah berpikir positif.
Daripada kita mengatakan:
"Ini bekal kamu, kalau ada apa-apa dalam perjalanan"
Lebih baik katakan saja :
"Ini bekal kamu, mudah-mudahan selamat sampai ditujuan"
No comments:
Post a Comment